Santo Fransiskus Asisi dipilih sebagai pelindung Seminari Menengah Keuskupan Jayapura di Waena.
Fransiskus muda yang gemar pesta itu tidak berlangsung lama. Kesukaannya berbalik seratus delapan puluh derajat manakala Tuhan menangkap dan mendekapnya dalam kemanisan rohani. Kegirangannya kembali menjadi permenungan dan keheningan menggantikan kegemarannya akan pesta-pora.
Cita-citanya menjadi kesatria kerajaan dunia diganti menjadi tentara Tuhan. Ia kini menjadi instrumen (alat) Tuhan, yang mencintai kemiskinan dan kesederhanaan. Sampai wafatnya (3 Oktober 1226) Fransiskus menjadi alat Tuhan untuk menyampaikan pesan-pesan perdamaian dengan segala ciptaan, keadilan, kemiskinan, dan kesederhanaan. Seraya membangunnya hidup dalam persaudaraan.